Layunya Sehelai
Daun di tengah Kota
(Oleh
: Ria Sitorus)
Dengan sepasang kaki
mungil
aku bertumpu di atas
lapisan kulit bumi
sembari menghafal; pada
lapisan atmosfer yang mana
lubang hidungku menarik
nafas-nafas kehidupan?
diantara stratosfer
atau trofosfer?
walau kini lebih banyak
kandungan nitrogen dan gas-gas rumah kaca yang menguap di udara
dari lubang-lubang
knalpot kenderaan yang memadati setiap ruas jalan di kota-kota besar
dan dari gedung-gedung
ber-knalpot raksasa yang kita sebut-sebut pabrik, pusat industri, dan
lain-lain. Dan sebagainya, dan sebagainya.
Tak terhitung!
sementara tak terhitung
pula seberapa juta batang pohon yang tumbang setiap hari oleh tangan-tangan
yang mungkin tak mengerti betapa berharganya sehelai daun merawat usia bumi
ini.
Ria Sitorus, KSI-Medan,
September 2011
**
PUISI ini telah dipublish pertamakali di Rubrik REBANA, Harian ANALISA-Medan, pada Minggu 09 Desember 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar