Jumat, 21 Desember 2012

PUISI


Layunya Sehelai Daun di tengah Kota
(Oleh : Ria Sitorus)

Dengan sepasang kaki mungil
aku bertumpu di atas lapisan kulit bumi
sembari menghafal; pada lapisan atmosfer yang mana
lubang hidungku menarik nafas-nafas kehidupan?
diantara stratosfer atau trofosfer?
walau kini lebih banyak kandungan nitrogen dan gas-gas rumah kaca yang menguap di udara
dari lubang-lubang knalpot kenderaan yang memadati setiap ruas jalan di kota-kota besar
dan dari gedung-gedung ber-knalpot raksasa yang kita sebut-sebut pabrik, pusat industri, dan lain-lain. Dan sebagainya, dan sebagainya.
Tak terhitung!
sementara tak terhitung pula seberapa juta batang pohon yang tumbang setiap hari oleh tangan-tangan yang mungkin tak mengerti betapa berharganya sehelai daun merawat usia bumi ini.

Ria Sitorus, KSI-Medan, September 2011

**
PUISI ini telah dipublish pertamakali di Rubrik REBANA, Harian ANALISA-Medan, pada Minggu 09 Desember 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar